Merahasiakan Amal Kebaikan Dan Tidak Berbangga Dengannya

2 menit baca
Merahasiakan Amal Kebaikan Dan Tidak Berbangga Dengannya
Merahasiakan Amal Kebaikan Dan Tidak Berbangga Dengannya

Abu Hazim rahimahullah pernah menyampaikan nasihat bijak yang sangat relevan dalam Syu’abul iman karya Al Imam Al Baihaqy. Beliau mengajarkan tentang pentingnya merahasiakan amal kebaikan sebagaimana kita menyembunyikan kejelekan.

« أَخْفِ حَسَنَتَكَ كَمَا تُخْفِي سَيِّئَتَكَ ، وَلا تَكُونَنَّ مُعْجَبًا بِعَمَلِكَ ، فَلا تَدْرِي أَشَقِيٌّ أَنْتَ أَمْ سَعِيدٌ »

“Sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekanmu, dan jangan sekali-kali engkau merasa bangga dengan amalanmu, karena engkau tidak mengetahui apakah termasuk dari golongan orang yang sengsara ataukah bahagia”.

Terkadang kita punya memamerkan amal kebaikan kita, mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Namun, Abu Hazim mengingatkan agar kita menyembunyikan kebaikan sebagaimana kita menyembunyikan kejelekan. Karena yang demikian ini akan lebih dekat kepada keihklasan dalam beramal saleh.

Abu Hazim rahimahullah menekankan agar tidak merasa bangga dengan amalan yang kita lakukan. Mengapa? Karena kita tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima atau tertolak.

Kesombongan terkadang muncul saat kita merasa telah melakukan banyak kebaikan. Namun, Abu Hazim rahimahullah mengingatkan bahwa kita tidak memiliki pengetahuan penuh tentang nasib akhirat kita. Mungkin amalan kita yang dianggap kecil oleh kita, ternyata memiliki bobot besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Merahasiakan amal kebaikan lebih dekat kepada keihklasan. Seseorang melakukan amalan untuk memenangkan simpati atau pujian, melainkan semata-mata karena cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dengan merahasiakan amal kebaikan, kita juga melindungi diri dari riya’ (melakukan amalan untuk mendapatkan pujian manusia) yang dapat merusak keikhlasan ibadah. Keikhlasan merupakan kunci utama diterimanya amal oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, kita harus menjaga hati agar tetap ikhlas dalam beramal. Kita beramal karena Allah, bukan karena keinginan mendapatkan apresiasi dari sesama. Janganlah kita terlena dengan pujian dunia, karena yang hakiki adalah keridhaan Allah yang kita cari. Allahu a’lam

Syu’abul iman karya Al Imam Al Baihaqy.

Abu Ammar Ahmad

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari)

Lainnya

  • Dahulu Al-Imam Ibnu ‘Aun rahimahullah tidak pernah marah. Maka apabila seseorang membuat beliau marah. Beliau mengatakan, “Baarakallahu fiik (Semoga...
  • Syaikh Rabi’bin Hadi al-Madkhali hafidzahullah berkata لا نعطي قداسةً لأفكارِ أحدٍ أبدًا كائنًا مَن كان؛ فالخطأ يُردُّ من أيِّ...
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, “القَلْبُ لَا يَدْخُلُهُ حَقَائِقُ الإِيْمَانِ ، إِذَا كَانَ فِيْهِ مَا يُنَجِّسُهُ : مِنْ...
  • Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahulloh, “Tidak mengapa seorang wanita menshalati jenazah. Sama saja apakah dia menshalatinya di...
  • Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menegaskan, العلم إذا لم يثمر خشية الله عز وجل والإنابة إليه والتعلق به...
  • Al Quran adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai pedoman hidup umat manusia. Banyak sekali...

Kirim Pertanyaan